Friday, September 17, 2010

Perjalanan Cinta

Aku dan cinta punya hubungan yang sangat aneh! Kalau aku adalah salah satu tokoh dalam novel "Percy Jackson", maka aku adalah musuh bebuyutan Aphrodite. Well, atau bisa saja aku adalah makhluk mortal yang dikutuknya untuk tidak pernah bisa benar2 merasakan (memiliki) cinta.

Perjumpaanku dengan cinta memang terjadi pada saat aku masih sangat muda. Tak tanggung2, aku masih kelas 1 SD. Saat itu seorang bocah berinisial "I" menyatakan cintanya padaku. Sungguh tak menyangka ada bocah seumuran itu yang fasih menggunakan mesin ketik, fasih berkata2 mesra, dan sungguh berani menyatakan cintanya padaku. Dia juga memberikan sebuah gantungan kunci yang sangat cantik sebagai lambang cintanya padaku. Sayangnya gantungan kunci itu pun akhirnya jadi sasaran kemarahanku ketika tiba2 "kekasihku" itu menyatakan akan pindah sekolah pada saat kami akan naik ke kelas 2 SD. Dia pindah ke luar negeri, meninggalkan luka menganga di hatiku.

Cinta datang berikutnya dalam rupa seorang sahabat laki-laki. Kami dekat, sangat dekat! Di masa itu kami bisa menghabiskan sampai 2 jam berbicara satu sama lain di telpon. Aku bahkan tak ingat lagi apa yang kami bicarakan, pokoknya kami bicara. Sayang, lagi2 Aphrodite memanah ke arah lain. Sahabat laki-lakiku itu justru jatuh hati pada salah seorang temanku. Demi menjaga pertemanan, aku mengalah!. Aku membiarkan cinta lewat begitu saja.

Bertahun-tahun lamanya aku mengurung diri di menara gading sekolahku agar aku tak jatuh hati pada siapa pun lagi. Aku mulai belajar bahwa cinta = sakit hati. Kuciptakan tokoh2 fiktif di benakku. Mereka semua memujaku, mencintaiku, jadi apa gunanya orang lain di sisiku?? Sejujurnya, aku kesepian!

Tapi sekali lagi Aphrodite nampaknya tidak puas kalau tidak membuatku menderita. Dipanahnya asmara ke arahku dan seorang laki-laki. Kali ini disiksanya hatiku lebih dalam. Laki2 itu mencintaiku, aku sempat memilikinya, namun tak lama. Dia berselingkuh dengan sahabatku dan meninggalkanku. Hidupku berantakan, aku terjun ke lembah terdalam dan bersumpah tidak akan keluar lagi. Aku tidak akan mencinta lagi!!!

Tapi siapalah aku?? Aku hanyalah manusia biasa yang nampaknya selalu takluk akan panah asmara Sang Dewi. Aku jatuh cinta lagi!! Setelah bertahun-tahun aku menyibukkan diri dengan kuliah, nyanyi, dll aku bertemu dia, pria pujaan hatiku. Sesosok pria yang dewasa, sabar, baik hati, ngemong, dan yang jelas sangat menyayangiku. Satu hal lagi: seorang musisi! Tapi bukan Aphrodite namanya kalo tidak membuatku menderita. Dia berbeda keyakinan denganku. Sesungguhya aku ga peduli. Aku hanya ingin bersamanya! Aku bahkan rela untuk membiarkan kami memegang teguh keyakinan kami. Aku meyakinkan diri bahwa perbedaan ini tidak akan mengurangi sedikitpun cinta yang kami miliki. Tapi bagaimana dengan orang tuaku?
Kali ini cinta untuk merekalah yang menang. Setelah masa hubungan terlama yang kumiliki, hampir 2 tahun, akhirnya aku memutuskan untuk meninggalkannya. Dan tak lama kemudian aku mengetahui bahwa ia sudah menikah dan memiliki anak. Pukulan terberat dalam hidupku! Aku yang tadinya sudah mengubur rapat2 keinginan untuk menikah dan berkeluarga, sudah begitu optimis bahwa aku akan bahagia dan meraih semua itu dengannya. Tapi apa?? Aku hanya kecewa lagi.. (lagi).. (lagi).. (dan lagi).

Aku mulai meragukan semuanya... merasa akulah manusia paling bodoh di dunia ini. Aku yang terus menerus jatuh pada perangkap yang sama.. Cintaku slalu kandas di tengah jalan.. Cintaku selalu meninggalkanku.

Katika dalam perjalanan aku menemukan dia.. seorang pria muda yang begitu tulus mencintaiku, menyayangiku, aku luluh. Meski sama sekali tak mencintainya, aku biarkan dia masuk di hidupku. Aku berusaha menyiram dan memupuk cintaku padanya.. Tapi mengapa tak juga tumbuh?? Setelah hampir 3 tahun kami dekat, hatiku tak juga jadi miliknya.

Dan datanglah "dia".. Seorang pria yang tak pernah kubayangkan akan merebut hatiku. Kami berbeda dalam begitu banyak hal, tapi toh senyumnya meruntuhkan duniaku. Matanya yang biru seolah memberi keteduhan yang tak pernah kurasakan. Ketegasannya, tawanya, pelukannya, dan kecupannya di pipiku seolah seperti ecstasy yang membuatku terbang jauh.. membumbung tinggi di udara. Yang jadi masalah adalah sekali lagi Aphrodite melepaskan panahnya padaku, tapi tidak padanya. Dia nampaknya biasa saja padaku; tertarik tapi belum jatuh cinta. Aku tak tahu sampai kapan. Aku rindu.. aku ingin mengungkapkan rasa ini padanya, tapi sungguh aku takut! Khawatir hatiku akan hancur lebur lagi.. Sakiiiit!! Aku tak mau lagi merasakan sakit itu.

Tapi diam di sini juga membunuhku perlahan. Aku merindu.. aku ingin mencintai dengan seederhana.. dicintai dengan sederhana.. Tapi siapakah dia?? Sebentar pikiranku mengecohku dan berusaha membuat seolah2 aku merindukan mantanku.. Lalu beralih pada si pria muda baik hati.. Tak lama pada dia, sang pria bermata biru.. Aaaaaaargggh!!!  Sang Dewi.. apa salahku hingga perjalanan cintaku begini sulit dan berliku? Tak bolehkah aku mengecap manisnya cinta dengan seseorang yang memang milikku?? Izinkanlah aku dicintai dan mencintai orang yang sama.. orang yang dapat menjadi pendamping hidupku...??!!!

Akankah perjalanan cintaku berakhir bahagia?? Kita lihat saja!! Yang jelas sampai saat ini mataku masih nyalang. Tak juga bisa terkatup. Menanti datangnya sebuah kepastian..
Menanti sebuah jawaban: "to be... or not to be.."

No comments: